Di Pulau Madapolo ini, nelayan merasa Bahan Bakar Minyak (BBM) terlalu mahal. Sebabnya, pengecer di sini harus membeli dari pihak kedua karena tidak boleh membeli langsung ke SPBU di Ibu Kota Kabupaten dalam jumlah besar. Saat siang hari terik, Suharlan (41) membawa satu jeriken dari pangkalan bensin eceran di pojok desa. Dia membeli bensin dengan cara utang ke pemilik pangkalan. Pilihan ini harus Suharlan ambil karena dia harus melaut malam ini demi mencukupi kebutuhan keluarga. “Kami nelayan ini kan tidak mungkin setiap hari dapat hasil. Kadang satu minggu dua kali atau tiga kali saja dapat hasil. Tapi kami harus beli BBM yang mahal. Ini jadi kendala kami,” kata Suharlan. Dia…