Petugas Badan SAR Nasional Ternate Maluku Utara yang mengetahui adanya alarm berbahaya yang bersumber dari kapal itu terakhir berada pada Koordinat 01°18’48.00″S / 128°38’24.00″T. Kapal dengan 25 ABK termasuk Nakhoda tersebut berdasarkan laporan Badan SAR Nasional Ternate Maluku Utara mengalami hilang kontak diperairan Halmahra. Belum ada tanda-tanda keberadaan kapal berbendera merah putih tersebut.
Kepala Basarnas Ternate, Muhammad Arafah di Ternate, Senin (26/8/2019) menjelaskan, pencarian dilakukan dengan terus melakukan koordinasi dengan instansi terkait. Dijelaskan, Kordinator unit siaga SAR Bacan melakukan koordinasi dengan KUPP Bacan terkait sinyal darurat (distress signal) tersebut, karena jarak dari Basarnas Ternate ke LKP 146,75 Nm dan dari Pos Unit Siaga SAR Bacan – LKP 78,39 Nm.
Basarnas Ternate melakukan koordinasi dengan KUPP kelas III Laiwui Kec. Obi Kab. Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara terkait distress signal guna menelusuri kapal.
Petugas juga telah melakukan penyisiran di sebelah utara perairan Pulau Obi sampai di posisi Watingkir pada koordinat distress alert oleh MV Kaysan, namun hasil tetap nihil.
Kapal MV Nur Allya milik PT Gurita Lintas Samudra berbendera Indonesia mengangkut sejumlah barang hasil tambang melalui kargo dengan berat kotor (gross tonnage) 30089.