TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengamat energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menyambut baik upaya yang dilakukan perusahaan tambang nikel untuk mendukung program pemerintah terkait Net Zero Emission (NZE). Penerapan NZE menurutnya tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan, juga ekonomi dan sosial, dimana produk turunan nikel yang ramah lingkungan bakal punya potensi ekonomi yang tinggi. “Saya rasa hal ini merupakan sebuah perubahan yang baik dimana transisi energi didukung oleh perusahaan tambang di Indonesia. Harus ada sinergi antar stakeholder agar target NZE ini bisa tercapai meski tantangannya tidak mudah,” kata Fahmy melalui keterangan tertulis, Rabu (21/12/2022). Head of Technical Support PT Halmahera Persada Lygend Rico W Albert menjelaskan sejumlah upaya yang sudah…
-
-
Anak Perusahaan Harita Group Raih Penghargaan Kawasan Berikat Terbaik
TERNATE, CAKRAWALA.CO- Perusahaan Halmahera Persada Lygend atau (HPL) di Maluku Utara yang merupakan anak perusahaan Harita Group meraih penghargaan kategori Kawasan Berikat Berkinerja Terbaik. Penghargaan tersebut diberikan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, yang berlangsung di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Ternate. Anak perusahaan HARITA Group itu terpilih berdasarkan hasil audit IT inventory, stock opname tahunan, dan konsistensi pemenuhan persyaratan Kawasan Berikat sepanjang tahun 2021. Pencapaian ini diperoleh pada tahun pertama sejak HARITA Nickel resmi mengelola Kawasan Berikat, yang diresmikan pada Maret 2021 lalu. Hadirnya Kawasan Berikat di area operasional HARITA Nickel bertujuan untuk memperlancar operasional dan memudahkan investasi demi peningkatan ekonomi daerah serta…
-
Nikel Rusia Terganjal, Pasokan dari Halmahera Bisa Jadi Pengganti
Tandaseru — Sanksi sejumlah negara barat kepada Rusia turut berimbas pada kekhawatiran bakal terganjalnya pasokan nikel dari Rusia. Kondisi ini memicu investor dan industri yang telah menjual logam tersebut untuk membeli kembali kontraknya. Akibatnya, harga nikel pun melonjak “gila-gilaan. Dilansir dari CNBC, Rusia merupakan salah satu produsen nikel terbesar di dunia. Rusia adalah produsen nikel terbesar nomor 3 di dunia dengan proyeksi produksi 250.000 ton pada 2021, mengacu data US Geological Survey (USGS). Indonesia dinilai bisa menjadi pengganti pemasok nikel asal Rusia yang tersendat akibat Perang Rusia-Ukraina. Hal ini dikarenakan pasokan nikel Indonesia pada tahun ini diperkirakan akan bertambah, khususnya untuk jenis logam nikel kelas 1 yang diproduksi Rusia, berupa…
-
Berbondong-Bondong Investasi Smelter
Sudah sejak lama, Presiden Joko Widodo mendorong pelaku usaha untuk melakukan penghiliran. Pasalnya, dengan melakukan penghiliran, bangsa ini memperoleh nilai tambah dan daya saing produk. Harapannya, banyak lagi smelter-smelter yang dibangun. Gayung pun bersambut. Sejumlah kelompok usaha besar tanah air berlomba-lomba membangun smelter. Tahun lalu, Grup Harita melalui PT Halmahera Persada Lygend telah memulai operasional fasilitas smelter nikel berteknologi hidrometalurgi high pressure acid leach. Pabrik itu mampu memproduksi mixed hydroxide precipitate sebanyak 365.000 ton dan turunan nikel sulfat sebanyak 246.750 ton serta 31.800 ton kobalt sulfat. Kapasitas inputnya mencapai 8,3 juta ton bijih nikel. Grup Harita sebenarnya telah memulai konstruksinya sejak September 2018 dengan membenamkan investasi USD1,06 miliar atau setara…
-
Berbondong-Bondong Investasi Smelter
Sudah sejak lama, Presiden Joko Widodo mendorong pelaku usaha untuk melakukan penghiliran. Pasalnya, dengan melakukan penghiliran, bangsa ini memperoleh nilai tambah dan daya saing produk. Harapannya, banyak lagi smelter-smelter yang dibangun. Gayung pun bersambut. Sejumlah kelompok usaha besar tanah air berlomba-lomba membangun smelter. Tahun lalu, Grup Harita melalui PT Halmahera Persada Lygend telah memulai operasional fasilitas smelter nikel berteknologi hidrometalurgi high pressure acid leach. Pabrik itu mampu memproduksi mixed hydroxide precipitate sebanyak 365.000 ton dan turunan nikel sulfat sebanyak 246.750 ton serta 31.800 ton kobalt sulfat. Kapasitas inputnya mencapai 8,3 juta ton bijih nikel. Grup Harita sebenarnya telah memulai konstruksinya sejak September 2018 dengan membenamkan investasi USD1,06 miliar atau setara…
-
Perusahaan tambang operasikan lini produksi kedua di pulau Obi, perekonomian menggeliat
Perusahaan tambang dan hilirisasi terintegrasi, HARITA Nickel melalui unit bisnisnya Halmahera Persada Lygend (HPL) telah mengoperasikan lini produksi kedua di Pulau Obi, Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara (Malut). Head of External Relation HARITA Nickel Stevi Thomas melalui siaran pers, diterima Antara, Sabtu, mengatakan, lini produksi pertama HPL yang telah diresmikan pada Juni 2021 telah beroperasi dengan baik dan menjadi produksi ekspor andalan Indonesia, termasuk Malut. “Sebanyak 5.300 ton MHP hasil pemurnian bijih nikel kadar rendah berhasil kami kapalkan pada akhir Juni 2021. Ini menjadi kebanggaan kita semua, khususnya Halsel dan Malut sebagai daerah yang pertama kali memproduksi dan mengekspor bahan baku baterai kendaraan listrik. Apa yang telah dilakukan HARITA melalui…