dan PT Halmahera Persada Lygend. Untuk ketersediaan SDM juga sudah memadai dan cukup untuk terlibat dalam mega proyek besar SDA nikel Indonesia.
Pertambangan

Menko Marves Ungkap Dua Cara Manfaatkan SDA Nikel Indonesia

Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan dua cara untuk mengembangkan nikel di Indonesia sebagai komponen baterai, yaitu melalui Limonite dan Saporite yang sedang dikerjakan oleh tim dan investor dari China. Hal ini disampaikan Luhut saat menjadi pemateri dalam program webinar dengan tema “Potensi Sumber Daya Alam (SDA) Nikel Indonesia Sebagai Bagian Dari Global Supply Chain Energi Baterai Lithium Masa Depan”, yang diselenggarakan Organisasi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI Tiongkok). 

Luhut menyampaikan Indonesia memiliki Pipeline proyek High Pressure Acid Leaching (HPAL) juga sudah berkembang, dan diproses oleh PT Vale Indonesia, PT Huayue, PT QMB, dan PT Halmahera Persada Lygend. Untuk ketersediaan SDM juga sudah memadai dan cukup untuk terlibat dalam mega proyek besar SDA nikel Indonesia. Kerjasama dengan Institusi pendukung seperti Politeknik Industri Logam di Morowali juga sudah berjalan dengan baik.

“Indonesia sedang menjalankan hilirisasi industri, seperti dari nikel, bauksit, tembaga, aluminium, dan zink. Hal ini akan sangat menggugah Indonesia untuk membuat roadmap hilirisasi industri, khususnya industri metal, jadi nantinya indonesia bisa memproduksi material lithium baterai, mobil, motor, dan baterai lithium itu sendiri,”katanya. 

Sementara itu, Ketua Umum PPI TIongkok periode 2020-2021 Nikko Akbar menyampaikan ucapan terimakasih dan menjelaskan sedikit fokus webinar kepada partisipan, yaitu potensi Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia di bidang nikel sebagai bahan baku utama baterai lithium yang nantinya akan digunakan menjadi sumber energi yang ramah lingkungan.

Djauhari Oratmangun selaku Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok merangkap Mongolia, beliau menyampaikan sambutan hangatnya untuk membuka webinar spesial ini. Selain itu, beliau juga sharing mengenai hubungan bilateral, dan digital economy Indonesia yang semakin membaik.

“Saat ini kontribusi digital economy terhadap GDP China itu sudah nyaris 33%, sedangkan di Indonesia baru mencapai 3%, tetapi imporevement kedepannya, opportunities nya luar biasa, akan ada lompatan digital economy yang baik, jadi ini kesempatan yang luar biasa untuk kita,” jelas Djauhari Oratmangun, Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok merangkap Mongolia dalam sharing session yang dihadiri 650 partisipan tersebut. Webinar terkait SDA Nikel Indonesia ini juga didukung sepenuhnya oleh media TIMES Indonesia.

Sumber: TimesIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *