Pertambangan

Harita Nickel (NCKL) Bersiap untuk Aksi Selanjutnya

JAKARTA, investor.id – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)/TBP atau Harita Nickel bersiap untuk membuka dua cadangan tambang nikel untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang.

Presiden Direktur Harita Nickel, Roy A Arfandy menjelaskan bahwa lokasi kedua cadangan tersebut berdekatan dengan kawasan industri operasional perseroan, sehingga dalam pemanfaatan nantinya tidak akan menemui kesulitan.

Apalagi, perseroan sudah memiliki jalur darat dan kini sedang mempertimbangkan untuk memanfaatkan jalur laut dengan membangun jeti (dermaga) baru.

“Jadi, kami akan drilling (bor) dua cadangan yang masuk kategori ultramafic area yang mengandung nikel itu mulai tahun depan. Setelah kami eksplorasi, baru kami akan sampaikan berapa total cadangannya,” kata Roy kepada Investor Daily, Minggu (13/8/2023).

Eksplorasi terhadap dua cadangan ini merupakan bagian dari ekspansi Harita Nickel dalam mengoptimalkan total empat konsesi tambang yang dimiliki perseroan. Sejauh ini, emiten berkode saham NCKL tersebut baru mengoperasikan dua tambang sekitar 170 juta ton.

Dengan membuka dua cadangan tambang nikel tersebut, maka kebutuhan smelter akan terpenuhi dan akan semakin memperkuat cadangan nikel NCKL secara signifikan. Sebab dua tambang yang segera dibuka itu memiliki luas sekitar 4.000 hektare (ha). Sedangkan tambang yang sudah dibuka seluas 5.000 ha. 

Dari 75% area tambang yang sudah dieksplorasi, menurut Roy, NCKL masih mempunyai sekitar 25% daerah atau kawasan yang belum dieksplorasi lebih lanjut.

“Jadi, saya tidak khawatir untuk kebutuhan nikel ore dalam jangka panjang. Karena kami masih punya dua cadangan tambang yang siap kami ambil nikel ore-nya,” tutur dia.

Ditambah, penambang di Pulau Obi juga bukan hanya perseroan, tetapi banyak individu lain yang mempunyai hak konsesi atau izin usaha pertambangan (IUP).

Menurut Roy, penambang individu tersebut merupakan potensi karena mereka bisa menjual nikel ore kepada NCKL sebagai pembeli terdekat di kawasan tambang mereka.

“Bayangkan, kalau mereka harus menjual ke Sulawesi. Perlu dua hari tiga malam dan perlu ongkos. Jadi, kami akan menjadi prefer buyer bagi penambang-penambang individu di luar grup kami,” ujarnya.

Sumber: Investor.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *